• SAFT7 – detikOto

    Jakarta – Pertumbuhan angka kepemilikan mobil pribadi terus meningkat, kemacetan lalu-lintas makin merata di jalan-jalan saat jam sibuk.

    Begitu juga dengan masalah ruang parkir. Area parkir publik diatur sedemikian rupa dengan marka agar mobil diparkir dengan baik dan tertib. Memarkir mobil ada aturannya, kita harus mematuhi marka yang ada di area parkir.

    Coba kita lihat kasus yang terjadi di area parkir..

    (foto diambil dari kiriman teman-teman di website maludong.com)

    Foto di atas memperlihatkan mobil tidak parkir di marka yang ada, hal ini merugikan pengguna area parkir lainnya, karena tempat parkirnya tersita oleh mobil tersebut.

    Foto di atas memperlihatkan mobil yang parkir tidak pada tempatnya…
    BAGAIMANA PARKIR YANG BAIK?

    Artikel ini akan menjelaskan cara parkir yang baik dan aman.

    PARKIR BERJAJAR


    Gunakan lampu sen (sign) saat akan memarkir di tempat yang dituju.
    Setelah kondisi aman, pastikan tidak ada yang melintas.

    PARKIR SERONG/MIRING

    Gunakan lampu sen (sign) saat akan memarkir di tempat yang dituju.
    Setelah kondisi aman, pastikan tidak ada yang melintas.
    PARKIR PARALEL
    Parkir paralel adalah posisi parkir yang dianggap cukup sulit untuk melakukannya oleh sebagian orang. Perlu trik khusus dan latihan untuk dapat melakukannya dengan lancar dan baik.

    Perkirakan bahwa ruang untuk parkir lebih besar dari ukuran panjang mobil kita, majukan mobil hingga sejajar dengan mobil yang parkir tersebut.
    Usahakan ada jarak sekitar satu meter dari mobil yang parkir dengan mobil kita.

    Masukkan gigi mundur (R), kemudian putar setir ke sisi arah tempat parkir.
    Mundurkan perlahan.. Perhatikan sudut bagian belakang mobil yang parkir.

    Saat posisi mobil sudah miring/diagonal 45 derajat, luruskan setir sambil mundur perlahan.

    Ketika hampir mendekati trotoar, putar balik setir ke arah luar, sambil mundur perlahan.

    Pindahkan ke gigi 1 atau D (untuk transmisi otomatis), belokkan setir ke sisi dalam untuk meluruskan posisi mobil.

    Bila perlu.. mundurkan kembali mobil hingga antara mobil depan dan mobil belakang sama jaraknya.
    PARKIR DI TANJAKAN

    Jangan anggap remeh parkir di tanjakan, kemungkinan rem tangan bermasalah bisa saja terjadi pada mobil kita. Agar mobil tidak meluncur ke tengah jalan, maka ikuti tips ini.

    Posisi setir yang dibelokkan, tidak perlu hingga mentok, sehingga aman untuk power steering system yang masih menggunakan fluida/hidrolik (oli power steering).

    PARKIR DI TURUNAN
    Sama seperti parkir di tanjakan, kemungkinan rem tangan bermasalah bisa saja terjadi pada mobil kita. Agar mobil tidak meluncur ke tengah jalan, maka ikuti tips ini.

    Posisi setir yang dibelokkan, tidak perlu hingga mentok, sehingga aman untuk power steering system yang masih menggunakan fluida/hidrolik (oli power steering).

    Marilah kita tertib dalam memarkirkan kendaraan kita, dimulai dari diri kita sendiri.
    sumber referensi:

    • http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir
    • http://www.youparklikeanasshole.com
  • Customer Smile came from Employee Smile. Saya menggunakan kalimat ini untuk menyatakan bahwa hanya pegawai / karyawan yang puas yang dapat memberi pelayanan memuaskan pada pelanggan.

    Pertanyaannya,  apakah manajemen melakukan cukup upaya dan investasi untuk mempelajari faktor-faktor yang memuaskan karyawannya?  Lebih jauh lagi, apakah policy and program dirancang untuk meningkatkan kebahagiaan karyawan bekerja di perusahaan?  Tulisan ini menjadi catatan atas project Employee Opinion Survey yang saya lakukan bersama PT Griya Miesejati, pengelola restaurant sukses yang sangat kita kenal:  Bakmi GM.

    Untuk maju dengan kecepatan penuh dalam persaingan, Anda pasti setuju bahwa perusahaan membutuhkan integrasi antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.  Bekerja sehati hanya dapat dilakukan bila  perusahaan dan karyawan memahami  kebutuhan masing-masing pihak.

    Pekerjaan dan lingkungannya adalah bentuk pemenuhan kebutuhan karyawan.  Dan seluruh teori manajemen menyatakan bahwa bila hati seorang karyawan berbahagia, maka ia akan memiliki kepuasan kerja.  Dan bila karyawan memiliki kepuasan kerja tinggi, ia akan  memiliki komitmen lebih tinggi terhadap perusahaan.

    Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mengukur terus-menerus tingkat kepuasan karyawannya.  Lebih penting lagi menjadikan pemahaman tingkat kepuasan karyawan tersebut untuk mendesain dan mengimplementasikan berbagai program yang meningkatkan kepuasan karyawan.

    Employee Opinion Survey yang disebut juga Employee Satisfaction Survey bertujuan mengetahui indeks kepuasan karyawan.   Employee Satisfaction Index disingkat ESI, merupakan salah satu indikator kinerja yang terpampang di-scorecard perusahaan yang benar-benar menerjemahkan human resources as most important leverage asset.

    Faktor yang dapat kita survei amat beragam.  What matter most for employee satisfaction can be different for every company. Sejauh yang saya temui, setidaknya kita perlu mempertimbangkan faktor dan sub faktor di bawah ini dalam melakukan survei kepuasan karyawan:

    1. Faktor Pekerjaan : beban kerja, job description, target, SOP (Standard Operation & Procedure)

    2. Faktor Pengembangan SDM : training, career path, performance appraisal

    3. Faktor Hubungan atasan-bawahan : komunikasi, dukungan, bimbingan, couching / counseling, gaya kepemimpinan, punishment & reward

    4. Faktor Hubungan  antar karyawan : komunikasi, dukungan, kerja sama

    5. Faktor Compensation : gaji, tunjangan, bonus

    6. Faktor Fasilitas : perlengkapan kerja, makan, transportasi, kerohanian

    7. Faktor Kesejahteraan : peminjaman, rekreasi, COP & MOP (Car Ownership Program, Motorcycle Ownership Program)

    8. Faktor Organisasi Perusahaan : PP/KKB (Peraturan Perusahaan/Kesepakatan Kerja Bersama), komitmen managemen, visi dan misi, struktur organisasi

    9. Faktor Lingkungan fisik : kebersihan, penerangan, suhu, tempat parkir

    Sejumlah faktor lain dimasukkan perusahaan seperti sexual harassment, equal employment opportunity, cultural diversity, dll


    Untuk mendapatkan  Employee Opinion Survey berkualitas, sejumlah aktifitas berikut kita lakukan:

    – Melakukan FGD (Focus Group Discussion), agar survey disusun merefleksikan kebutuhan karyawan

    – Presentasi Direksi, agar survei terlaksana mewadahi visi manajemen

    – Membuat kuesioner, agar proses survei dapat dilakukan dengan cepat

    – Uji Validitas, agar alat bantu survei memiliki kehandalan

    – Penyelesaian Paket Kuesioner, agar survei user-friendly

    – Distribusi Survei, agar proses survei mewakili seluruh aspirasi karyawan

    – Koleksi dan Pengolahan Data, agar survei dapat menyajikan insight bagi seluruh pihak

    – Analisis dan Pembuatan Laporan, agar survei dapat didokumentasi untuk survei 2 tahun kemudian

    – Presentasi Hasil Survey ke Direksi, agar Manajemen tahu hasil survei dan memiliki arahan kebijakan dan investasi untuk menindaklanjutinya

    – Pelaksanaan Feedback Sharing, agar para pimpinan dalam perusahaan memahami hasil survei dan mensosialisasikan  ke karyawannya

    – Penyusunan Rencana Tindak Lanjut, agar survei tidak hanya mendapatkan index ESI (Employee Satisfaction Index), tetapi memastikan peningkatannya

    – Presentasi Rencana Tindak Lanjut ke Direksi, agar manajemen memiliki komitmen penyediaan dana investasi program dan menjadi program champion

    – Follow-Up, agar implementasi dilaksanakan, dan… kita memastikan dalam dua tahun lagi survei menunjukkan peningkatan hasil.

    Intinya Employee Opinion Survey merupakan alat bantu manajemen menentukan prioritas dalam  menyusun strategi, terutama yang menyangkut kesejahteraan karyawan.    Perusahaan yang menyatakan “asset terpenting kami adalah SDM” pasti melakukan Employee Opinion Survey di dalam perusahaan.

    Sumber : http://darminpella.wordpress.com

  • Ilmu 03.11.2010 No Comments

    Performance management dashboard pada dasarnya merupakan upaya untuk meng-otomatisasikan proses pengelolaan kinerja perusahaan melalui instalasi software yang didesain khusus untuk itu. Dinamakan dahsboard lantaran bentuk perangkat lunak yang diinstal biasanya mirip dengan “dashboard” mobil. Ibaratnya dengan hanya melihat dashboard itu kita langsung tahu kondisi mobil kita : apakah olinya sudah perlu diganti, berapa kecepatan laju mesin kita saat ini, berapa liter pemakaian bensin per 100 km, dst.

    Performance dashboard persis ingin melakukan hal seperti itu : melalui aplikasi ini kita bisa melihat “denyut nadi” kinerja perusahaan kita dengan otomatis dan real time : berapa tingkat penjualan produk A di setiap region pada minggu ini, berapa jumlah transaksi per customers, berapa tingkat defect rate untuk produk B, berapa jumlah jam pelatihan per karyawan telah dilakukan, dst.

    Proses otomatisasi tampaknya merupakan langkah lanjutan yang mesti diambil manakala perusahaan/kantor kita telah berhasil membangun pola pengelolaan kinerja berdasar key performance indicators (KPI-based performance management) atau juga melalui melalui pendekatan balanced scorecard.

    museum-dashboard-smr

    Penerapan performance management dashboard ini memiliki arti strategis setidaknya karena tiga alasan penting. Yang pertama, dari pengalama saya dalam proses pengembangan corporate performance management system, ternyata salah satu tahapan paling yang paling krusial adalah dalam aspek dokumentasi data pencapaian KPI (atau KPI data reporting).

    Sering kita sudah mendesain KPI sedemikian rupa dengan baik, namun kemudian proses pemantauan atau tracking-nya menjadi kedodoran lantara tidak didukung dengan sistem pelaporan yang baik dan sistematis. Dengan adanya sistem performance dashboard ini, kita akan sangat terbantu dalam proses monitoring data-data pencapaian kinerja ini.

    Alasan yang kedua adalah ini : it’s a paperless era! Proses pengelolaan manajemen kinerja perusahaan tak jarang menenggelamkan kita dalam proses administratif yang penuh keribetan dengan tumpukan kertas yang bejibun. Bayangkan berapa lembar kertas yang kudu di-print ketika kita harus memantantau dan mengelola kinerja bulanan setiap divisi atau departemen (atau bahkan setiap karyawan) yang ada di perusahaan. Otomatisasi melalui performance dashboard akan men-streamline-kan semua keribetan itu. Proses kerja menjadi jauh lebih efisien, dan kita bisa bilang sayonara dengan tumpukan kertas yang acap menyergap setiap sudut meja kita.

    products_itgrc_dashboard-re

    Alasan yang terakhir dan paling penting adalah : performance management dashboard ini akan sangat membantu CEO dan top manajemen dalam proses pengambilan keputusan secara cepat dan akurat. Dengan hanya screen yang ada di depan mejanya dan beberapa klik, sang CEO dengan mudah dan real time bisa memantau semua aspek kinerja setiap divisi yang ada di perusahaan – mulai dari aspek finansial, aspek pelanggan, aspek proses bisnis dan aspek pengembangan SDM-nya. Didukung dengan kemampuan analitis yang ada dalam software tersebut, sang CEO juga dengan segera bisa melakukan analisa mengenai korelasi beragam variabel kinerja dan juga perkembangan tren-nya, apakah naik atau menurun.

    Di tanah air sendiri, terdapat sejumlah perusahaan IT yang menawarkan solusi performance dashboard ini, antara lain adalah Microsoft Dynamics dan juga SAP (salah satu perusahaan penyedia software manajemen dan enterprise planning terbesar di dunia).

    Harga yang ditawarkan oleh sejumlah vendor ini cukup variatif, mulai dari Rp 150 jutaan untuk 5 users license hingga Rp 1 milyar untuk 200 users. Masing-masing vendor menawarkan fitur yang beragam dan dapat disesuaikan dengan sistem manajemen kinerja yang telah diterapkan oleh perusahaan/kantor kita.

    Mengelola kinerja perusahaan/organisasi dan juga kinerja SDM secara sistematis, terukur dan cerdas rasanya merupakan salah satu elemen penting untuk merajut keunggulan bisnis nan kompetitif. Dan penerapan performance management dashboard ini akan membawa langkah kita lebih dekat dalam perjalanan meraih keunggulan itu.

    Sumber : http://strategimanajemen.net (ada bbrp kalimat yang dihilangkan).

  • masih bingung mo nulis apaan. Sabar ya…