• Kondisi industri teh saat ini yang stagnan berdampak pada semua pihak yang terkait dengan usaha tersebut, termasuk juga dari segi penghasilan dari teh yang jauh dari memadai, baik bagi petani teh rakyat dan juga pengelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) milik negara. Pada tahun 2003, volume ekspor teh Indonesia mengalami penurunan sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya, yang mencapai 100.185 MT menjadi 88.175 MT (ITC, 2004). Dilain pihak, nilai ekspor negara-negara penghasil teh lainnya, yakni Kenya, Cina dan India mengalami peningkatan nilai ekspornya selama periode yang sama. Pertumbuhan ekspor teh Indonesia jauh dibawah pertumbuhan ekspor teh dunia bahkan mengalami pertumbuhan negatif (Suprihatini, 2004).

    Jawa Barat menyumbang 60 persen dari produksi teh nasional dan 80 persennya berasal dai teh produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII). Pada tahun 2002 PTPN VIII mengalami kerugian akibat menurunnya harga teh dunia (Hariyanto, 2002). Kerugian tersebut juga terjadi pada Kebun Teh Gunung Mas sebagai salah satu unit usaha PTPN VIII. Data laporan manajemen Gunung Mas dalam lima tahun terakhir (1998-2002) menunjukkan bahwa usaha agro industri teh hitam yang merupakan produk utama Gunung mas mengalami kerugian. Kerugian yang terjadi disebabkan oleh harga pokok teh kering dan harga jual teh selama periode tersebut mengalami kesenjangan yang cukup besar.

    Lemahnya daya saing teh Indonesia disebabkan oleh komposisi produk teh yang diekspor Indonesia kurang mengikuti kebutuhan pasar karena kurangnya informasi tentang mutu spesifik dari tiap negara pengimpor teh membuat teh Indonesia. Mutu teh erat hubungannya berbagai proses produksi, yang melibatkan berbagai pengetahuan dan sumber daya manusia di dalamnya. Pengetahuan-pengetahuan tersebut sebagian besar diperoleh dari pengalaman, dan memerlukan suatu penyebaran informasi mengenai cara yang benar.

    Untuk itu, segala bentuk informasi yang penting bagi perusahaan harus dikelola secara sistematis agar informasi tersebut dapat dikembangkan menjadi suatu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan. Saat ini yang berperan dalam kekuatan bersaing tidak hanya tangible assets tetapi juga intangiable assets, termasuk didalamnya aset intelektual yang terdiri dari human capital, struktur capital (sistem) dan konsumen.

    Dengan melihat bahwa kekuatan bersaing tidak hanya terbatas pada faktor tangible assets tetapi juga intangiable assets yang dimiliki perusahaan, Masalah di dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. (1) Pengetahuan apa saja yang harus diketahui oleh perusahaan, baik dari segi eksternal (konsumen dan pesaing) dan internal (proses) dalam rangka meningkatkan daya saing dalam industri teh, baik dalam pasar global dan lokal ? (2) Aset pengetahuan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan saat ini, yang terkandung dalam proses, teknologi informasi dan sumberdaya manusia perusahaan? (3) Bagaimana pemetaan pengetahuan yang ada di perusahaan saat ini? (4) Adakah kesenjangan pengetahuan yang dimiliki perusahaan saat ini dengan pengetahuan yang harus diketahui perusahaan? dan (5) Strategi apakah yang harus dilakukan perusahaan untuk mengelola aset pengetahuannya?

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi aset-aset pengetahuan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam industri teh saat ini dan di masa depan, (2) Mengidentifikasi aset-aset pengetahuan yang dimiliki oleh PPTPN VIII, Gunung Mas yang terkandung dalam proses, teknologi informasi dan sumberdaya manusia, (3)Memetakan alur pengetahuan (knowledge mapping) yang ada dalam perusahaan (4) Menganalisa kesenjangan pengetahuan (knowledge gap) perusahaan dan (5) Merumuskan strategi yang perlu ditempuh oleh perusahaan dalam rangka mengelola aset pengetahuannya.

    Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara dengan pihak eksternal dan pihak internal Perkebunan Gunung Mas, melakukan patok duga dan studi literatur. Pemilihan pihak-pihak yang terlibat tersebut dilakukan secara purposive sampling. Teknik Pengolahan dan Analisis Data menggunakan beberapa pendekatan yaitu, sebaran t-student, K-mapping, Analisa kesenjangan, Analisis Frekuensi Data dan Pendekatan Rule base untuk sistem pakar.

    Pengetahuan yang perlu diketahui oleh perusahaan dalam tiga bagian besar yaitu pengetahuan yang terkandung dalam proses (kebun dan proses produksi), pengetahuan konsumen dan pengetahuan mengenai pesaing. Untuk pengetahuan proses, terdiri dari pengtahuan hulu dan hilir. Pengetahuan yang ada di subsistem hulu dibagi menjadi beberapa bagian yakni pengetahuan saat penanaman, pengetahuan untuk tanaman belum menghasilkan dan pengetahuan tanaman menghasilkan. Pengetahuan untuk penanaman antara lain adalah pengetahuan tentang jenis varietas teh, daerah penanaman teh yang berhubungan dengan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), bibit tanaman teh, jenis tanah yang cocok digunakan, kemampuan lahan dan pengetahuan mengenai jarak tanaman yang optimal.

    Beberapa pengetahuan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) perlu dimiliki oleh perkebunan adalah pemeliharaan dan pemangkasan tanaman, pemberian mulsa, pengendalian Gulma, baik secara secara kultur teknis, mekanis/manual dan kimia, pemupukan dan pembentukan bidang petik. Pengetahuan untuk Tanaman Menghasilkan antara lain adalah pengetahuan tentang jenis pemetikan, jenis Petikan, giliran Petik, hanca petik, penanganan pucuk, pengetahuan mengenai pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pengendalian gulma. Pada subsistem hilir (pengolahan), pengetahuan yang diperlukan umumnya memiliki standar sesuai dengan proses yang diperlukan. Pengetahuan-pengetahuan yang perlu dimiliki antara lain adalah pengetahuan mengenai proses pelayuan, penggilingan, proses Fermentasi, proses pengeringan, proses Sortasi kering dan pengetahuan mengenai pengemasan Teh.

    Untuk faktor ekternal, yakni konsumen dan pesaing, pengetahuan yang perlu dimiliki perusahaan mengenai konsumen, diantaranya adalah mengenai jenis mutu yang diinginkan konsumen, cita rasa yang diinginkan konsumen (organoleptik) dan juga perkembangan produk-produk teh. Mutu yang paling banyak diminta pada lima tahun terakhir adalah mutu jenis Fanning, yang rata-ratanya mencapai 24,26 persen. Berdasarkan hasil analisa kesesuaian mutu yang dihasilkan oleh Perkebunan Gunung Mas dengan permintaan pasar dengan menggunakan uji t-student diperoleh hasil bahwa persentase mutu jenis BP1, PF1, Fanning, D1, D2 dan D3 yang dihasilkan oleh perkebunan Gunung Mas tidak berbeda dengan jenis-jenis mutu yang diminta oleh konsumen. Namun demikian, untuk mutu jenis PD, hasil analisis menunjukkan bahwa persentase mutu jenis PD yang dihasilkan oleh Perkebunan Gunung Mas berbeda dengan persentase mutu yang diminta oleh konsumen. Dapat disimpulkan bahwa dari kesesuaian mutu, Perkebunan Gunung Mas mampu memenuhi keinginan konsumen. Berdasarkan organoleptiknya, terdapat beberapa pasar teh yang memiliki karakteristik yang berbeda.

    Berdasarkan perbandingan harga diantara 18 perkebunan-perkebunan penghasil teh jenis CTC, diperoleh hasil bahwa untuk semua jenis mutu perkebunan yang memiliki harga jual tertinggi adalah perkebunan Cibuni, sedangkan pada urutan kedua adalah perkebunan Wonosari, PTPN XII. Perkebunan Gunung Mas sendiri berada pada posisi ke 12 dari 18 perkebunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi Perkebunan Gunung Mas masih rendah.

    Berdasarkan audit pengetahuan yang ada di Perkebunan Gunung Mas, secara umum perkebunan telah memiliki pengetahuan dalam hal proses (kebun dan pengolahan). Hal tersebut dapat dilihat dari alur pengetahuan yang ada, sebagian besar pengetahuan proses yang diperlukan oleh perusahaan telah dimiliki. Namun demikian, dalam hal pengetahuan mengenai konsumen dan pesaing yang merupakan bagian dari eksternal perusahaan, perkebunan Gunung Mas belum banyak memilikinya. Pengetahuan yang ada di subsistem hilir (pengolahan) sebagian besar merupakan jenis pengetahuan eksplisit, dalam bentuk prosedur-prosedur baku yang dapat dibaca dan menjadi acuan para karyawan di Subsistem tersebut. Dilain pihak, untuk pengetahuan di subsistem hulu, terdapat beberapa pengetahuan yang bersifat tacit, diantaranya adalah pemangkasan, teknik persemaian dan pembentukan bidang petik.

    Red Alert Zone terdapat pada subsistem hulu dan pengetahuan mengenai konsumen dan pesaing. Untuk subsistem hulu fokus strategi lebih pada pendekatan sosialisasi melalui proses penyebaran baik secara internalisasi maupun eksternalisasi. Berdasarkan hal tersebut direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut. (1) Perusahaan menetapkan waktu khusus untuk berdiskusi antara karyawan mengenai hasil kerja dan bertukar ide antar karyawan, (2)Membuat prosedur operasional baku untuk tiap-tiap pengetahuan yang ada di subsistem hulu disesuaikan dengan kondisi Perkebunan Gunung Mas, (3) Sistem pelatihan dan pendidikan yang berjenjang, dimana karyawan yang mendapatkan pelatihan dan pendidikan diharuskan berbagi pelatihan dengan karyawan lain melalui prosedur baku, (4) Adanya penilaian terhadap pelatihan atau pendidikan yang diberikan kepada karyawan, dimana hal tersebut berpengaruh terhadap reward and punishment, (5) Mengadakan program untuk meningkatkan kemampuan untuk menuangkan pengetahuan tacit karyawan, misalnya penulisan karya tulis dan (6) Dokumen yang telah ditulis, disimpan dalam database perusahaan serta kepemilikan Perpustakaan di Perkebunan Gunung Mas.

    Komentar dari saya sbb :

    • KM ternyata bisa diterapkan pada semua bentuk perusahaan, dari perusahaan yang berhubungan dengan IT sampai dengan sebuah perusahaan perkebunan.
    • Implementasi KM akan berhasil apabila disupport sepenuhnya oleh stakeholder dan shareholder.

    Sumber : http://elibrary.mb.ipb.ac.id/

  • Perkuat positioning-nya sebagai penyedia solusi transportasi untuk korporasi dan logistik, Adira Rent mengganti merek dagangnya menjadi Assa Rent. Identitas baru tersebut juga perwujudan dari semangat perusahaan dalam mencapai visi 2015 di mana dalam jangka waktu lima tahun ke depan, Assa Rent akan berusaha untuk menambah armada hingga 20.000 unit, jaringan layanan hingga 50 cabang, dan jumlah jaringan layanan hingga 1.000 titik layanan.

    “Dalam kurun waktu tujuh tahun sejak 2003, Assa Rent atau dulu lebih dikenal dengan Adira, telah memiliki kendaraan sebanyak 7.000 unit, dari yang sebelumnya 819 unit,” ujar Hindra Tanujaya, Direktur Assa Rent di sela acara peresmian nama baru. Adapun rata-rata investasi yang dibutuhkan untuk penambahan armada setiap tahummya berkisar antara Rp 400-500 miliar. “Tahun ini, peremajaan kendaraan sebanyak 1.000 unit, dan penambahan kendaraan baru (sebanyak) lebih dari 3.000 unit,” kata Hindra lagi.

    Adapun komposisi bisnis Assa sendiri sebanyak 95% dari konsumen korporasi, dan 5% dari individu. “Sebanyak 60% yang disewa merupakan kendaraan MPV, sisanya seperti mobil mewah, 4X4,” ucap Hindra. Pengembangan jaringan pun terus dilakukan hingga saat ini sehingga telah mencapai 17 cabang dengan beberapa service point di seluruh Indonesia. Pada 2010, akan ada penambahan tiga cabang, dua di pulau Sumatera, dan satu di pulau Kalimantan. “Satu cabang itu mengelola sekitar Rp 75 miliar,” imbuh Hindra.

    Saat ini Assa Rent melayani lebih dari 500 pelanggan korporasi dari berbagai sektor industri. Total pengemudi sebanyak 1.300, dan aset kendaraan yang disewa telah melampaui Rp 1 triliun pada 2010. Assa Rent juga tetap memfokuskan kepada pengembangan sumber daya manusia, di mana seluruh staf diberikan pelatihan baik internal maupun dibantu oleh lembaga training berkualitas.

    Sumber : http://swa.co.id/

  • Twitter tumbuh amat cepat dan fenomenal. Jejaring informasi global ini berhasil menjaring  lebih dari 145 juta pengguna aktif di seluruh dunia pada awal September 2010 ini. Mereka berkicau setiap hari, saling berbagi informasi melalui 140 karakter, baik via web di Twitter.com, maupun via aplikasi mobile dan desktop. Kian hari para pengguna Twitter kian riuh berkicau. Data menunjukkan, 90 juta tweet per hari awal September ini, dan bakal menembus 100 juta tweet per hari tak lama lagi.

    Perhatikan lonjakan statistiknya di bawah ini:

    Pertanyaannya, berapa persen sumbangan Twitter Indonesia?

    Dari data Google Analytic, terlihat bahwa Indonesia menduduki posisi keempat negara paling sering mengakses Twitter.com, setelah Amerika Serikat, Jepang dan Brazil.

    Dari membandingkan seluruh trafik yang berasal dari 10 negara, saya memperkirakan, sekitar 10% trafik Twitter dunia berasal dari Indonesia. Namun, data ini tidak menjamin bahwa volume kicauan Twitter Indonesia setara dengan sumbangan trafiknya.

    Studi Semiocats yang dilakukan Juni 2010, tiga bulan lalu, menunjukkan, Asia mendominasi kicauan di Twitter, mengalahkan Amerika Serikat. Yang menarik, Indonesia menyumbang 12% kicauan Twitter pada Juni 2010, naik dari 10% pada Maret 2010.

    Dengan porsi yang signifikan itu, Indonesia merupakan negara ketiga paling ceriwis di Twitter setelah Amerika Serikat dan Jepang.

    Tidak mengherankan, dengan sekitar sembilan juta tweet per hari,   beberapa isu di Indonesia seringkali menjadi Trending Topic (topik paling banyak dibincangkan di Twitter seluruh dunia) meski ditulis dalam bahasa Indonesia.

    Sumber : http://virtual.co.id/

  • Langkah Facebook mengubah “Become a fans” menjadi “Like” pada fanspage sekitar tahun lalu tampak seperti suatu yang sederhana. Tidak disangka langkah sederhana itu telah menjadi cikal bakal meledaknya social commerce yang sudah mulai kita rasakan saat ini.

    Sejak perubahan “Become a fans” menjadi “Like” saya sendiri merasakan jumlah “Like” pada halaman Facebook saya meningkat tajam. Dari hanya beberapa fanspage artis, kini tahu-tahu sudah membengkak menjadi 61 likes dengan mudahnya.

    Saya pun memperhatikan halaman-halaman Facebook teman saya. Banyak juga yang memiliki likes lebih dari 50. Sebagian besar dari likes itu adalah brand produk atau jasa. Betapa mudahnya kita menyukai sesuatu. Sebaliknya, untuk menjadi fans dibutuhkan perasaan yang jauh lebih kuat. Hanya sedikit brand yang dapat menghasilkan perasaan begitu kuat pada penggunanya. Tidak demikian halnya bila hanya sekadar “Like.”

    Perubahan ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pemilik brand. Semakin banyak brand membuat fanspage di Facebook. Semakin banyak produk iklan Facebook yang menawarkan peningkatan jumlah “Like.” Semakin marak promosi brand di Facebook ini merupakan awal dari perkawinan social media dengan e-commerce.

    Apalagi sejak Facebook meluncurkan fitur “Like” yang dapat dipasang pada situs-situs web, semakin kita dapat merasakan semakin nyatanya social commerce. Social commerce didefinisikan sebagai bagian dari electronic commerce (e-commerce) yang melibatkan penggunaan social media, media online yang mendukung interaksi sosial dan kontribusi user, dalam membantu proses pembelian barang/jasa secara online. (Wikipedia)

    Sejak fitur “Like” pada website diluncurkan bulan April yang lalu, dengan segera button itu ada di mana-mana. Para pemilik brand menilai ini adalah salah satu cara cerdik untuk memanfaatkan 500 juta penduduk Facebook di seluruh dunia.

    Financial Times mencatat saat ini sudah ada lebih dari 350.000 situs web yang memasang fitur itu. Tidak sedikit dari situs web itu yang melaporkan dampak yang signifikan, mulai dari peningkatan traffic hingga peningkatan sales.

    IMDB, situs database perfilman, melaporkan traffic pengunjung dari Facebook berlipat ganda sejak memasang tombol “Like” di situsnya. Situs berita ABC melaporkan peningkatan statistik sebanyak 250 persen.

    Beberapa brand menggunakan tombol “Like” tersebut untuk mengetahui produk mana yang lebih disukai pengunjung situs web. Lalu hal ini dapat dikaitkan dengan aktivitas promosi produk-produk tertentu berdasarkan pilihan pengunjung.

    Akan semakin banyak ide dan strategi baru berkaitan dengan social commerce. Survey Altimeter Group baru-baru ini menemukan 86% respondennya sedang bersiap-siap meluncurkan strategi social commerce pada tahun 2011.

    Bagaimana dengan Anda? Apakah kita akan melihat tahun 2011 menjadi tahun social commerce untuk Indonesia? Kita tunggu.

    Sumber : http://virtual.co.id/

  • Persaingan bisnis menuntutnya melakukan pengembangan organisasi. Sejumlah program pun digelar. Hasilnya, positif.

    “There are three secrets to managing. The first secret is have patience. The second is be patient. And the third most important secret is patience.”

    Kalau Chuck Tanner membuat kesimpulan seperti itu, tentu bukan untuk lelucon. Bagi Tanner, kesabaran betul-betul kunci sukses, utamanya ketika harus mengelola banyak orang hebat menuju sebuah tujuan. Chuck membuat kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman suksesnya bertahun-tahun mengelola tim bisbol hebat mulai dari Chicago White Sox, Oakland Athletics, Pittsburgh Pirates, Atlanta Braves hingga tim America All Star 2006.

    Di dunia bisnis, PT Holcim Indonesia Tbk. tampaknya termasuk memegang prinsip itu. Kesabaran. Itu sangat terlihat ketika produsen semen ini melakukan restrukturisasi serta pengembangan organisasi untuk menjadi winning company di tengah sengitnya persaingan. Ketika banyak perusahaan lebih memilih cara instan untuk membentuk winning team sebagai pilar winning company, Holcim memilih caranya sendiri. Pengelolaan SDM, misalnya. Sementara yang lain membajak SDM atau tim dari perusahaan lain, Holcim memilih memekarkan dari dalam, walaupun memang, butuh waktu lebih lama. “Kami butuh bertahun-tahun agar restrukturisasi berjalan seperti sekarang,” ungkap Eamon Ginley, Presdir Holcim. Namun, SDM hanyalah satu sisi dalam pembentukan winning team. Sejumlah langkah lain dilakukan.

    Bila dikilas balik, Holcim memang berkepentingan memiliki organisasi yang inovatif dan adaptif. Perusahaan yang awalnya bernama PT Semen Cibinong ini mengalami sejumlah persoalan ketika diakuisisi Grup Holcim tahun 2002. Saat itu perusahaan masih merasakan dampak krisis ekonomi 1998. Banyak karyawan cemas dan menduga-duga apa yang akan terjadi pada perusahaan. Semen Cibinong berada di urutan ketiga di pasar. “Posisi kami ketiga, tetapi jaraknya dengan perusahaan di atasnya cukup lebar,” ungkap Ginley.

    Pendeknya, ada banyak hal yang harus dibenahi pada 2001-02. Dari sisi positioning bisnis, sebut contoh, Holcim memutuskan mengubah dari yang berbasis bisnis komoditas menjadi perusahaan pemberi solusi dan inovasi bagi pelanggan. Lalu, membangun ekuitas merek. Maklum, perusahaan yang 77,33% sahamnya dikuasai Grup Holcim ini tahun itu masih menggunakan merek Semen Cibinong.

    Melihat persoalan dan tuntutan, akhirnya manajemen memutuskan memperbaiki organisasi dulu, melalui program restrukturisasi di berbagai lini. Perbaikan pertama dilakukan di bidang SDM. “Kami yakin pengorganisasian SDM yang baik akan memberi dampak yang lebih besar daripada perubahan dalam hal pemasaran dan inovasi,” Ginley memberi alasan. Di antara upaya perbaikan SDM itu, melembagakan sistem yang disebut Holcim Academy. Ini bukanlah lembaga pendidikan, melainkan konsep peningkatan mutu SDM. Di dalamnya ada sejumlah program yang dianggap penting. Contohnya, people development program dan succession planning. Tujuan program yang dilakukan sejak awal 2005 ini adalah menetaskan leader untuk memimpin unit-unit organisasi.

    Holcim Academy juga menyelenggarakan program Organizational Performance Improvement (OPI). Melalui program ini, Holcim mengambil beberapa orang terbaiknya, lalu diberi pelatihan untuk menjadi coach. Setelah dilatih, mereka dikembalikan ke unit area untuk membantu proses perubahan selama sekitar 8 bulan. Program itu berlaku bagi seluruh lapisan karyawan, dari kepala departemen sampai level terendah. OPI seperti program yang membangun DNA perusahaan. Dari sini diharapkan senantiasa muncul ide-ide baru dari karyawan.

    Bicara Holcim Academy, Ginley menganalogikannya seperti mesin yang bisa membuat roda pengembangan organisasi terus berjalan. Di sini banyak dikombinasikan berbagai manufacturing technique dan best practice bidang manajemen dari perusahaan-perusahaan terbaik dunia. Di dalamnya ada proses pemilihan, rekrutmen dan induksi. “Ini semua terlaksana dengan talent management yang juga merupakan bagian dari Holcim Academy.”

    Sebenarnya, Ginley menambahkan, elemen-elemen pada Holcim Academy cukup sederhana, tetapi penerapan yang benar dan terintegrasi membuatnya jadi sangat berarti. Pihaknya butuh lebih dari 6 bulan untuk mempersiapkan diri sebelum program itu siap dipakai. Saat ini Holcim Indonesia memiliki 2.500 karyawan yang semuanya terlibat dalam program peningkatan kualitas SDM tersebut.

    Untuk pengadaan karyawan, Holcim lebih suka membina sendiri ketimbang mengambil dari luar yang sudah jadi. Dikembangkan program pelatihan bagi karyawan baru yang disebut Graduate Development Program. “Kami lebih suka membangunnya dari dalam, lebih efisien,” kata Ginley yang pernah ditugaskan di Holcim Selandia Baru, Cina dan Australia. Bahkan, ketika akan mengisi jabatan posisi mid-level career pun, Holcim lebih suka mencari dari dalam dulu. Tak mengherankan, di office board sering terdapat pengumuman lowongan kerja untuk internal.

    Penyiapan winning organization juga dilakukan dengan mengirimkan sejumlah karyawan ke negara-negara di mana ada bisnis Holcim. Ada program penugasan internasional. Karyawan Holcim di Indonesia dimungkinkan bekerja di negara lain seperti Meksiko, Filipina dan Malaysia. Karyawan juga dikirim ke pertemuan inovasi. Tahun 2008, misalnya, ada Asian Marketing Board yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari 12 negara Asia. “Ini ajang untuk pertukaran ide dan inovasi di antara para awak marketing yang sangat berguna,” kata Ginley seraya menjelaskan, perusahaannya berubah nama dari PT Semen Cibinong menjadi PT Holcim Indonesia Tbk. pada 2006.

    Tak hanya itu, organisasi yang inovatif juga dirancang melalui berbagai program resmi. Contohnya, Holcim rutin mengadakan CEO Award yang dengan itu masing-masing unit bisnis bisa saling melihat dan berkompetisi mana saja yang memiliki ide inovatif. “Program yang menarik, karena membuat lebih banyak ide bagi perusahaan,” ungkap Ginley. Bahkan saking seriusnya, sejak 2004 Holcim pun merestrukturisasi susunan dewan direksi dengan membentuk Direktorat Pemasaran & Inovasi. Jadi, ada direktur tersendiri yang membawahkan bidang pemasaran dan inovasi. Tim ini tidak hanya fokus pada pemasaran dan penjualan, tetapi juga inovasi. Tujuannya, agar lebih inovatif dalam memberi solusi kepada pelanggan dan dalam menciptakan saluran pemasaran.

    Ya, program-program inovasi memang menjadi prioritas manajemen Holcim agar perusahaan jadi winning company. “Kelebihan Holcim Indonesia dibanding perusahaan semen lainnya adalah inovasi,” kata Ginley mengklaim. Inovasi dinilai sangat penting karena Holcim tidak cukup besar untuk berani berkompetisi dengan menawarkan harga yang terendah di pasar.

    Yang jelas, pelbagai upaya itu tampaknya tak sia-sia, terutama bila melihat efektivitas program yang dilakukan dalam dua tahun belakangan dan juga kinerjanya. Hal itu tampak dari program-programnya yang inovatif seperti membangun positioning perusahaan, melakukan product branding, dan membangun saluran-saluran baru pemasaran. Salah satu inovasinya, Solusi Rumah, suatu produk yang menawarkan bantuan membangun rumah dan memberikan akses finansial bagi konsumen untuk mendapatkan rumah impian. Hal ini belum dilakukan pemain semen lain.

    Lalu, Holcim juga membuat sarana pengangkut semen dalam ukuran lebih kecil dari truk semen pada umumnya, dinamakan Minimix. Terbukti Minimix sangat berguna untuk memasuki jalan-jalan kecil di Jakarta yang merupakan kota dengan tingkat kemacetan tinggi.

    Holcim pun sukses melakukan co-branding dengan beberapa pebisnis di daerah, dan menawarkan kesempatan franchise untuk Solusi Rumah dan Holcim Beton. Untuk Solusi Rumah, Holcim menawarkan waralabanya sejak 2008, sedangkan Holcim Beton baru mulai Juni 2009. Melalui PT Holcim Beton, grup ini ingin membuat terobosan dalam perluasan pasar dengan melibatkan masyarakat, dengan konsep waralaba. Cara ini pertama kali ada di Indonesia.

    Konsep itu sudah diterapkan Holcim di Thailand dan sukses. Di Thailand, dari 77 batching plant Holcim, sekitar 22 dikelola mitra investor. Konsep ini akan menguntungkan Holcim yang sekarang memiliki dua manufacturing plant (Narogong-Bekasi dan Cilacap-Jawa Tengah). Para investor dapat menyediakan beton jadi kepada pelanggan di daerah masing-masing dengan dukungan tenaga ahli dari Holcim Beton, termasuk pengiriman yang terkomputerisasi dan kendali mutu berstandarkan ISO 9001. Beton jadi yang dihasilkan para mitra itu akan memiliki kualitas sama dengan produksi Holcim Beton.

    Berbagai upaya perbaikan organisasi yang dilakukan sejak 2002 itu membawa hasil memuaskan. Holcim sukses membenahi berbagai aspek, seperti SDM, produksi, distribusi produk dan strategi pemasaran. Kini Holcim telah menjadi perusahaan solusi bangunan, bukan semata-mata berjualan semen.

    Dari sisi keuangan, prestasi itu juga tampak. Akhir 2008, laba bersih yang dikantongi mencapai Rp 282,2 miliar, meningkat 66,59% dibanding tahun 2007 yang hanya Rp 169,4 miliar. Per kuartal III/2009 penjualan naik 8,3% menjadi Rp 4,1 triliun, dari Rp 3,8 triliun pada periode yang sama tahun 2008. Di seluruh Indonesia, Holcim menguasai 14% pangsa pasar semen. “Tiga tahun terakhir ini kami tumbuh cukup tinggi di Jawa, Sumatera dan Bali yang menjadi fokus kami,” tutur Ginley.

    Ginley mengaku cukup sulit mengukur berapa besar dampak perubahan manajemen terhadap bisnis perusahaan. Ini memberikan gambaran bahwa banyak penghematan capital expenditure investasi yang dapat diperoleh dengan adanya berbagai program peningkatan mutu SDM dan manajemen tersebut, persentasenya mencapai 50%. “Karena dari total investasi perusahaan, 50% adalah kontribusi dari inovasi para pekerja, dan sisanya barulah hal-hal lain seperti teknologi dan peralatan,” ujarnya. Dia juga meriset, selama ini semua hasil inovasi bukan berasal dari teknologi. “Itu inovasi murni dari SDM.”

    Yang jelas, apa pun yang dihadapi, manajemen Holcim berusaha selalu membangun komunikasi dengan karyawan. Jangan heran, dalam setahun setidaknya dilakukan tiga kali business briefing yang diikuti karyawan. Pada kesempatan itu biasanya direksi mengomunikasikan kondisi bisnis perusahaan.

    Untuk rencana jangka panjang, Holcim akan terus berekspansi, seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur. Holcim memang masih akan berkonsentrasi di Jawa sebagai pasar yang terus berkembang. Menurut Ginley, pihaknya juga akan terus memperkuat ekuitas merek karena peluncuran merek Holcim Indonesia baru dilakukan tiga tahun lalu.

    Steve Sudjatmiko, pemerhati bidang manajemen, melihat hal yang luar biasa dari Holcim Indonesia adalah keberadaan Holcim Academy serta pengiriman karyawan ke negara lain atau penugasan internasional karena hal itu meningkatkan kapabilitas orang. “Sharing ilmu antarnegara akan meningkatkan kemampuan para karyawan,” katanya. Perusahaan Jepang biasanya juga mau menularkan ilmu kepada anak-anak perusahaan atau bahkan ke agen-agen mereka seperti Toyota dan Honda.

    Holcim juga dinilai Steve mampu melakukan inovasi yang belum banyak dilakukan kompetitornya. Mulai dari Solusi Rumah dan Holcim Beton yang diwaralabakan hingga Minimix yang memang tepat untuk jalanan yang tidak cukup lebar dan kuat seperti di Indonesia. “Apalagi, pola franchise tepat untuk meningkatkan sales, memperkuat market share, dan sekaligus menurunkan biaya operasional. Franchise memangkas biaya karyawan dan manajemen di daerah yang sulit dikontrol,” katanya.

    Sisi lain yang dilihat Steve, manajemen puncaknya solid, terbuka dan sangat aktif berubah terutama bila perubahan itu untuk memenuhi tuntutan konsumen. “Holcim berusaha membuat seluruh organisasi terus berubah,” ujarnya. Saran Steve adalah Holcim memiliki “self-running system” agar karyawannya siap berubah tanpa dorongan dari atas.

    Ginley sendiri tak menampik pihaknya telah mengeluarkan cukup banyak uang demi program restrukturisasi. Termasuk untuk biaya konsultan berskala internasional yang berbasis di Indonesia yang digunakannya. Namun, menurutnya, kesuksesan bukan soal uang, melainkan soal sikap para direksi dan jajaran manajer. Di lain sisi, Ginley pun merasakan, dalam memperbaiki tidak bisa simsalabim 1-2 minggu selesai. “Kami butuh 7 tahun untuk menerapkan konsep ini. Kami serius menginvestasikan waktu kami untuk menjalankan program ini,” tuturnya. Ya, memang butuh kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan besar, persis seperti diutarakan Chuck Tanner, si bintang bisbol Amerika di atas. Bagaimana perusahaan Anda?

    _________________________________________________________

    Langkah Holcim Mengembangkan Organisasi

    • Membangun Holcim Academy untuk peningkatan mutu SDM
    • Mengirimkan sejumlah karyawan ke negara-negara di mana ada bisnis Holcim untuk pertukaran gagasan
    • Terus mencoba melakukan berbagai inovasi
    • Mengadakan CEO Award untuk merangsang prestasi dan inovasi karyawan
    • Merestrukturisasi susunan board of director dengan membentuk Direktorat Pemasaran dan Inovasi

    ________________________________________________________

    Sumber : http://swa.co.id/

  • Western Digital, salah satu pemain di bidang media penyimpanan memperkenalkan hard drive portable My Passport Essential, My Passport Essential SE, dan My Book Essential. Ketiganya hadir dalam berbagai kapasitas dengan konektivitas USB 3.0.

    Di samping menyediakan kapasitas sebesar 1 dan 2TB, harddisk eksternal tersebut kini hadir dalam kapasitas 3TB. Untuk backup terus menerus secara otomatis, Western Digital menambahkan software visual backup bernama SmartWare.

    “Dengan adanya banyak perangkat seperti iPod touch, iPhone 4 dan smartphone lain yang menambahkan kamera dengan kemampuan video, digital video menjadi menjadi sangat meluas,” kata Dale Pistilli, Vice President of Marketing, Branded Products Group, Western Digital.

    Pada keterangannya, 14 Oktober 2010, Pistilli menyebutkan, memiliki kapasitas ekstra untuk menyimpan file-file tersebut dan memindahkannya secara cepat merupakan masalah besar bagi konsumer di seluruh dunia.

    “Untuk itu, Western Digital menghadirkan media simpan eksternal dengan kapasitas tinggi,” ucap Pistilli. “Dengan koneksi USB 3.0, kecepatan untuk memindahkan file juga menjadi tiga kali lebih cepat,” ucapnya.

    Sebagai gambaran, lewat koneksi USB 3.0, pengguna dapat memindahkan data dengan kecepatan hingga 5 Gb/detik. Artinya, HD video berdurasi 2 jam dapat ditransfer dalam waktu tiga menit. Sebagai informasi, video yang sama baru selesai ditransfer setelah 13 menit jika menggunakan USB 2.0.

    Meski telah menggunakan koneksi USB 3.0, ketiga drive yang dihadirkan tetap mampu bekerja dengan koneksi USB 2.0 yang umumnya tersedia pada perangkat saat ini.

    Di Indonesia, harddisk portable My Passport Essential My Book Essential memiliki garansi terbatas selama 3 tahun. Produk ini dijual mulai dari kisaran harga US$99.99 USD hingga US$249.99 USD, tergantung kapasitas yang disediakan. (umi)•

    Sumber : VIVAnews

  • Asustek Computer Inc melalui perwakilan mereka di Indonesia menyiapkan dua smartphone terbaru berbasis sistem operasi Android. Dua smartphone tersebut melengkapi Garmin-Asus M10 yang sudah beredar sebelumnya.

    “Bila tidak ada aral melintang, misalnya di pengiriman atau administrasi di pelabuhan, kedua smartphone tersebut akan hadir akhir Oktober ini,” kata Setyo Ryanto, Technical Product Manager Asus Indonesia kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu 13 Oktober 2010.

    Seperti diketahui, Garmin-Asus M10 yang beredar pada Juni lalu menggunakan sistem operasi Windows Mobile 6.5. Adapun dua smartphone yang akan dihadirkan Asus kali ini, yakni seri A10 dan A50 akan menggunakan sistem operasi Android 2.1 (Eclair).

    Setyo menyebutkan, smartphone-smartphone Asus yang sedang dan akan dipasarkan tersebut juga akan dipajangkan pada publik di ajang Indocomtech 2010 yang akan berlangsung 3-7 November 2010.

    Garmin-Asus A10 merupakan smartphone touchscreen HSDPA 3,2 inci dengan resolusi layar 320×480, dan kamera 5 megapiksel yang mendukung Geo-tagging dan GPS. Untuk penyimpanan, ponsel menyediakan slot yang dapat menampung microSD hingga 16GB.

    Adapun model A50 menggunakan layar 3,5 inci, kamera 3,15 megapiksel yang juga mendukung Geo-tagging dan GPS. Untuk penyimpanan, kamera yang mendukung Wi-Fi tersebut menyediakan memori internal 4GB plus slot microSD yang diklaim mendukung hingga 32GB.

    Untuk harga, Asus A10 dan A50 akan dipasarkan di Indonesia di kisaran harga Rp3,95 juta dan Rp3,2 juta. Belum ada rencana dari Asus Indonesia untuk memasarkan smartphone tersebut lengkap dengan layanan operator seluler di Tanah Air. (art)•

    Sumber : VIVAnews

  • Sony Corp, produsen perangkat elektronik asal Jepang, menjadi vendor pertama yang merilis televisi berteknologi Google TV. Di Amerika Serikat, televisi tersebut akan diluncurkan pada musim gugur. Hingga kini, belum diketahui kapan produk tersebut akan muncul di Asia.

    Google TV sendiri telah diperkenalkan di sela konferensi Goole I/O awal tahun ini. Dikutip VIVAnews dari Telegraph, Kamis 14 Oktober 2010, harga retail untuk televisi tersebut mulai dari US$599 (setara Rp5,3 juta) untuk model 24 inci, mulai US$1.399 (setara Rp12,4 juta) untuk model 46 inci.

    Model 32 inci dan 40 inci juga telah disiapkan lengkap dengan teknologi HD (high-definition). Keduanya telah memasuki sesi pre-order. Namun, belum diketahui berapa kisaran harganya.

    Melalui konferensi pers yang digelar di New York City, pada semua model Google TV akan menyematkan layar LED 1080p, kecuali model 24 inci. Selain itu, terdapat empat port USB, empat input HDMI, dan konektivitas Wi-Fi.

    Google TV, yang dilengkapi dengan software Internet TV, juga menawarkan Hulu, Twitter, Netflix, YouTube, sampai Pandora. Jika ingin browsing, Google Chrome telah tersedia, plus aplikasi-aplikasi yang beroperasi di atas platform Android.

    “Google TV mengantarkan pengalaman baru di mana TV dan Internet hadir dalam satu media. Cukup menggunakan layanan kabel atau satelit Google TV memberikan akses ke beragam pilihan hiburan tanpa biaya tambahan,” kata Sony melalui keterangannya. “Dan, pengguna dimungkinkan untuk menikmati program TV sekaligus berselancar secara bersamaan.”•

    Sumber : VIVAnews

  • Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kegiatan dari manajemen perusahaan yang sering dianggap sebagai sebuah etika bisnis. Kegiatan ini merupakan komitmen yang secara berlanjut terus dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. CSR pun dapat dijadikan sebuah investasi bagi perusahaan di mana para pemangku kepentingan dan pengguna kepentingan dapat berinteraksi dengan baik untuk saat ini dan ke depannya. Tidak mengherankan, fokus pada kegiatan ini terus dikembangkan.

    Seperti dikemukakan oleh Peter Brew dari International Business Leaders Forum (IBLF) , kondisi dunia saat ini sedang “on fire”. Hal tersebut ditandai oleh kondisi keuangan dan pereknomian yang tidak stabil, landscape ekonomi yang baru, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, kekayaan di antara kemiskinan, maraknya korupsi, konflik yang terus melebar dalam masyarakat serta kondisi sosial yang tidak stabil. Menurutnya hal-hal tersebut memberikan dampak kepada setiap perusahaan yang hubungannya dengan tindak lanjut dalam pelaksanaan CSR-nya.

    “Dampaknya pada bisnis yang pertama adalah bahwa ketidakpastian dan ketakutan akan menyebabkan kondisi berjalan ke arah yang lebih buruk,” ujarnya. Selain itu, beberapa resiko bisnis akan meningkat misalnya resiko pada market dan supply, resiko hubungan dengan klien serta yang lainnya. Dan dampak yang terakhir adalah masuknya campur tangan pemerintah untuk setiap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Menurut Peter, dari sejumlah dampak tersebut, tantangan yang muncul bagi setiap perusahaan antara lain tanggung jawab untuk mengaspirasikan keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan, mencari inovasi-inovasi sosial, serta mengkaji kembali peranan bisnis perusahaan dalam sebuah komunitas.

    Dari semua tantangan tersebut, pimpinan perusahaan memegang peranan yang cukup penting. Peter menuturkan, ada beberapa hal yang pokok yang harus diperhatikan oleh pemegang kekuasaan di perusahaan terkait denagn kegiatan CSR. Di antaranya adalah, CSR merupakan salah satu strategi bisnis bukan merupakan pelengkap, implementasi dari praktek kebijakan, peluang strategi bisnis berupa hubungan dengan komunitas-komunitas maupun partner-partner sosial. “Kepemimpinan juga harus menyebarkan penagruh-pengaruhnya kepada para social partners seperti komunitas sipil, pemerintah, akademisi, maupun para pebisnis lainnya,” kata Peter lagi.

    Sumber : http://swa.co.id/

  • Karena sarana yang ada dianggap kurang memadai, maka layanan berbasis cloud

    computing belum banyak dinikmati di Indonesia. Namun HP menawarkan modus jitu yang diklaim membuat layanan tersebut menjadi mudah.

    “Dengan tool dan pengalaman yang kami miliki, bisa membantu sebuah perusahaan yang ingin membuat layanan cloud computing,” ujar Damien Wong, General Manager Software & Solution HP.

    Di Indonesia sendiri, masih menurut Wong, meski belum banyak perusahaan yang
    menggunakan layanan cloud computing namun bukan berarti infrastruktur di Tanah Air ini tidak mendukung.

    “Memang saat ini di Indonesia belum ada publik cloud computing, tapi perusahaan yang menggunakan internal cloud computing sudah banyak. Jadi secara teknologi di sini sudah siap” tandas Wong, di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Kamis (14/10/2010).

    Layanan berbasis cloud computing diklaim HP bisa mengoptimalkan layanan yang
    ditawarkan sebuah perusahaan. Mulai dari kualitas layanan yang lebih baik, biaya operasional lebih rendah, hingga waktu yang lebih ringkas.

    Sumber : detiknet